Minggu, 21 November 2010

Direct Selling

Menjual barang itu gampang-gampang susah. Beberapa produk dapat dijual melalui toko, supermarker, mal dan yang lainnya. Akan tetapi, ada juga produk yang tidak bisa dipasarkan dengan model tersebut.

Kenapa demikian? karena spesifikasinya yang khusus, harus dikenalkan dengan memberikan pengetahuan tentang barang atau jasa tersebut dari sisi keunikan, keunggulan, teknologi, dan hal lain tentang produk tersebut.

Di sinilah pengusaha harus jeli menentukan pilihan, apakah produk dan jasa perusahaan harus dijual langsung (direct selling), maupun tidak langsung (indirect selling).

Penjualan secara langsung mempunyai beberapa keunggulan seperti tingkat keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar karena memperpendek jalur distribusi, sehingga harga jual juga bisa ditekan.

Akan tetapi model ini memerlukan tenaga-tenaga terampil dan menarik dengan jumlah yang lebih banyak agar kecepatan dan penyebaran dalam lingkup yang luas dapat terjangkau. Beberapa persyaratan tersebut, antara lain :

Pertama, wiraniaga harus mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Segala teknik menjual tidak akan dapat berhasil, jika wiraniaga tidak mampu membangun kepribadian dengan baik agar mampu menarik calon konsumen. Konsumen memerlukan berbagai hal yang membuat dirinya merasa nyaman, diperhatikan, dihargai serta tidak merasa terancam.

Paul J. Micali (1994) ahli kepribadian dunia, mengungkapkan ada empat hal yang harus dipunyai oleh wiraniaga seperti pribadi yang menyenangkan (the engaging personality), meyakinkan (assuring), berwibawa dan dinamis.

Kedua, harus dibangun sistem komunikasi yang selalu dapat menyesuaikan dengan target pasar. Masing-masing daerah punya adat budaya yang berbeda, sehingga seorang wiraniaga harus diberikan keterampilan untuk dapat menyesuaikan dalam berbagai kondisi dan kebiasaan calon pelanggan.

Dalam berkomunikasi, wiraniaga juga harus tahu kapan saatnya mesti menjadi pendengar yang efektif dan paham saat dan cara berbicara secara baik kepada calon konsumen, agar tidak merasa terganggu. Sebab jika tidak tepat, calon konsumen bukan hanya merasa terganggu tetapi bisa jadi langsung mengusir dan menolak untuk ditemui.

Ketiga, wiraniaga juga harus memahami dengan baik calon konsumen. Masing-masing orang tidak dapat diperlakukan dengan cara sama.

Patrik (2003), seorang ahli pemasaran mengungkapkan ada empat tipe manusia yang harus dipahami wiraniaga dan kemudian dipelajari untuk dapat menyesuaikan dengan keadaan. Tipe tersebuat di antaranya asertif dan akomodatif dengan kategori dingin saat berkomunikasi, serta akomodatif dan asertif dalam kategori hangat ketika berkomunikasi dengan pihak lain.

Kepribadian yang menyenangkan, sistem komunikasi yang baik dan pemahaman terhadap karakter konsumen yang berbeda-beda adalah salah satu model yang bisa dibangun agar perusahaan dapat menjual produk lebih banyak dan berjangka panjang. Bagaimana dengan Anda?

Sumber : http://www.surya.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar