Minggu, 28 November 2010

Peluang Usaha Kreatif Daur Ulang Limbah

Banyaknya limbah atau sampah yang setiap harinya diproduksi masyarakat, menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Segala macam usaha dilakukan pemerintah dan instansi swasta untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan limbah sampah yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Program pemerintah untuk mengolah semua sampah, ternyata dimanfaatkan sebagian masyarakat menjadi peluang usaha baru yang bertujuan menyelamatkan lingkungan dari limbah sampah.

Dengan munculnya peluang bisnis kreatif daur ulang limbah, dapat mengurangi jumlah limbah yang menumpuk serta memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku bisnisnya. Limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, dengan kreativitas dan inovasi dari para pelaku bisnis, limbah sampah dapat didaur ulang dan dirubah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Limbah organik seperti kayu, dedaunan, kulit telur serta tulang hewan dapat didaur ulang dan diolah menjadi berbagai kerajinan unik atau diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk limbah anorganik seperti plastik, kaca, karet, dan logam bisa didaur ulang menjadi barang – barang kerajinan yang sangat cantik.

Konsumen

Konsumen produk daur ulang adalah semua orang. Karena produk limbah sampah dapat didaur ulang menjadi berbagai produk yang kreatif dan inovatif. Selain diterima masyarakat umum, produk daur ulang limbah juga digemari para aktivis pecinta lingkungan.

Info bisnis

Maraknya pencegahan global warming yang dilakukan berbagai kalangan masyarakat baik nasional maupun internasional, mendorong warga Indonesia untuk ikut serta melakukan kegiatan cinta lingkungan. Banyaknya sampah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat yang kreatif menjadi peluang bisnisyang menguntungkan. Berbagai macam produk kerajinan seperti tas, topi, dompet, sandal, aksesoris wanita, kap lampu, lampion, kotak pensil, boneka horta, tempat tisu, vas bunga, serta masih banyak lagi produk kerajinan hasil daur ulang limbah yang dapat menjadi produk bisnis menguntungkan.

Keuntungan yang diperoleh dari bisnis kerajinan daur ulang limbah ini ternyata cukup besar. Bahkan beberapa pelaku bisnisnya sudah berhasil mengantongi puluhan juta rupiah untuk tiap bulannya. Uniknya produk kerajinan daur ulang limbah ternyata mampu menembus pasar ekspor hingga berbagai Negara, misalnya saja kerajinan miniatur becak dari limbah logam, produk kerajinan daun kering, dan kerajinan ukiran kulit telur.

Oleh karena itu jangan pernah memandang remeh limbah atau sampah, sebab dari barang yang tidak berharga ternyata bisa menghasilkan omset puluhan juta bila kita mengubahnya dengan inovasi dan kreativitas. Berikut cara pembuatan kerajinan daun kering, yang menjadi salah satu produk bisnis kreatif daur ulang limbah.

Proses produksi
a. Pengeringan daun

- Pilih daun yang memiliki rangka atau tulang yang kuat, agar keindahan keindahan rangka lebih terlihat. Misalnya saja daun nangka, daun kelapa, daun lontar, rumput – rumputan, dll.

- Kemudian rendam daun tersebut dengan menggunakan bahan kimia. Bila ingin menghasilkan daun dengan warna cokelat bisa menggunakan asam sitrat. Jika menginginkan daun berwarna – warni bisa merebusnya dengan pewarna

- Kemudian daun – daun tersebut ditiriskan, dan untuk mengeringkannya jemur dibawah sinar matahari

- Setelah kering, daun tersebut siap untuk dibentuk sesuai keinginan.

b. Pembuatan produk- Proses pencetakan dimulai dengan membuat pola pada kertas karton sesuai bentuk yang diinginkan ( kotak kado, kotak tisu, bingkai foto, kotak pensil, dll )

- Bila pola produk sudah selesai dibuat, selanjutnya bentuk produk yang Anda inginkan.

- Bila produk sudah jadi, kemudian bisa ditempeli dengan daun – daun yang sudah kering. Atur daun sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan pola yang Anda inginkan.

- Setelah selesai menempelkan daun – daun dengan menggunakan lem, selanjutnya olesi produk yang telah dihias daun menggunakan pernis atau cairan untuk menjaga keawetan bahan

- Proses selanjutnya produk yang telah diberi pernis diangin – anginkan terlebih dahulu, jika sudah kering produk siap untuk dikemas. Untuk menjaga produk dari debu, anda dapat mengemasnya dengan menggunakan plastik kemasan yang bening. Agar keindahan produk dapat terlihat oleh para konsumen.

Kelebihan bisnis

Peluang bisnis kreatif daur ulang limbah memiliki banyak keuntungan, yang memudahkan para pelaku bisnis untuk menjalankannya. Kelebihannya antara lain membantu mengatasi permasalahan limbah sampah yang sering dihadapi masyarakat, sehingga bisnis semacam ini selalu mendapat perhatian para pecinta lingkungan dan pemerintah. Yang kedua dengan adanya bisnis kreatif ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, hanya dengan modal kecil masyarakat sudah dapat menjalankan bisnis ini.

Kekurangan bisnis

Walaupun bisnis ini terbilang murah dan mudah, namun untuk memperoleh limbah atau sampah dengan kualitas bagus masih sangat sulit. Sehingga para pengrajin terkadang memperoleh kendala dalam pencarian bahan baku. Selain itu sekarang persaingan bisnis kreatif daur ulang limbah juga terbilang cukup tinggi. Karena semakin lama semakin banyak para pengrajin kerajinan daur ulang yang menciptakan produk unik dan menarik.
Pemasaran

Untuk membantu pemasaran produk, Anda bisa menitipkan produk daur ulang Anda di berbagai toko swalayan, supermarket, toko kerajinan, toko souvenir pernikahan, atau bisa juga menitipkannya di galery kerajinan. Selain itu Anda juga bisa memasarkannya langsung dengan membuka kios atau toko di pusat keramaian, seperti mall, atau tempat wisata. Karena kerajinan yang kreatif dan unik, disukai oleh para wisatawan.
Selanjutnya, untuk memperluas pasar Anda dapat mengenalkan produk daur ulang dengan mengikuti berbagai pameran yang sering diadakan di kota Anda. Bila ingin menjangkau pasar luar daerah atau luar negeri, Anda juga bisa memasarkannya melalui internet. Misalnya memasarkan melalui bisnis onlinedengan membuat website atau blog untuk bisnis tersebut. Sehingga pasar Anda tidak terbatas dalam kota saja.

Kunci sukses
Agar bisnis daur ulang Anda dapat meraih sukses, sebaiknya pilih bahan baku dari limbah yang ada di sekitar Anda. Sehingga mengurangi resiko sulitnya memperoleh bahan baku. Kemudian tingkatkan terus kreativitas dan inovasi produk, agar konsumen tidak bosan dan produk Anda tidak ditiru oleh pesaing lainnya. Disamping itu tanamkan image atau branding produk kepada para konsumen, jadi konsumen mengenali produk Anda yang berbeda dengan produk perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama.

Analisa ekonomi

Asumsi bisnis untuk bahan baku daun mencari dari lingkungan sekitar,
 dan lokasi produksi di rumah.
Sehingga biaya sewa tempat dan pembelian bahan baku daun tidak dihitung.
Per hari memproduksi 60 kotak kado dengan harga jual Rp 10.000,00 per buah.

Modal awal
Peralatan
- Gunting  5 buah                    Rp   30.000,00
- Cuter                              Rp   10.000,00
- Penggaris dan alat tulis             Rp   25.000,00
- Baskom 2 buah x @ 20.000,00          Rp   40.000,00+
Total                                  Rp 105.000,00

Peralatan mengalami penyusutan setelah pemakaian 1 tahun ( 12 bulan )
dengan biaya sebagai berikut :
= 1/12 x Rp 105.000,00          = Rp 8. 750,00

Biaya operasional per bulan
Biaya produksi per hari
Bahan baku :
- Lem                              Rp 25.000,00
- Kertas karton @ 5.000,00 x 20    Rp 100.000,00
- Cairan pernis                   Rp 50.000,00
- Kemasan plastik                  Rp  30.000,00+
Total                              Rp 255.000,00
Transportasi                       Rp  25.000,00
Total biaya produksi per hari =    Rp 280.000,00
Jadi biaya per bulan = Rp 280.000,00 x 30 hari = Rp 8.400.000,00
Gaji karyawan 1 orang              Rp   700.000,00
Biaya promosi per bulan            Rp   200.000,00+
Total biaya per bulan              Rp 9.300.000,00

Omset per bulan
Omset per hari : @ Rp 10.000,00 x 60 kotak    Rp 600.000,00
Omset per bulan = Rp 600.000,00 x 30 hari   = Rp 18.000.000,00
Laba bersih per bulan
= Rp 18.000.000,00 - Rp 9.300.000,00        = Rp 8.700.000,00

Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-kreatif-daur-ulang-limbah.html

Peluang Usaha Baju Wanita

Memilih baju wanita sebagai peluang bisnis merupakan salah satu pilihan yang tepat. Mengapa demikian? Karena bisnis dalam bidang fesyen, terutama baju wanita memiliki trend yang berputar sangat pesat. Maka tak heran jika peluang bisnis baju wanita terbuka lebar, karena prospek bisnis tersebut semakin hari semakin berkembang seiring dengan kreativitas para pelaku usaha yang penuh dengan inovasi baru.Selain itu bisnis baju wanita juga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, karena sebenarnya wanita memiliki sifat yang lebih konsumtif dibandingkan para lelaki. Sehingga peluang pasar bisnis baju wanita lebih besar dan cukup menjanjikan.
Konsumen

Target pasar bisnis tersebut yaitu kaum wanita. Saat ini para wanita beranggapan bahwa baju bukan lagi sekedar kebutuhan pokok saja, namun juga menjadi salah satu penunjang penampilan mereka. Berbagai trend yang muncul di dunia fesyen, meningkatkan minat para konsumen untuk membeli baju yang sesuai dengan model yang berkembang saat ini walaupun sebenarnya mereka tidak terlalu membutuhkan baju tersebut.

Kiat Sukses
Dari besarnya peluang dan keuntungan yang dihasilkan usaha baju wanita, menciptakan persaingan pasar yang cukup besar pula. Hampir para pelaku usaha di bidang tersebut saling berlomba memberikan hasil produk yang berkualitas dengan berbagai ciri dan inovasi yang berbeda – beda pula. Untuk itu, berikut kami berikan kiat sukses menjalankanbisnis baju wanita yang dapat Anda jalankan :
  1. Buatlah produk atau model baju dengan ide – ide baru, namun dapat diterima oleh pasar. Sesuaikan dengan minat pasar yang sedang berkembang saat ini, tetapi jangan lupa memberikan ciri khusus pada produk yang Anda ciptakan. Sehingga dapat memberikan citra tersendiri dimata konsumen.
  2. Selain kualitas produk, hal penting yang perlu diperhatikan yaitu membatasi jumlah produksi untuk setiap model baju yang diciptakan. Misalnya saja dengan cara membatasi produksi 10 buah untuk tiap desain. Cara ini diterapkan dengan tujuan membuat image model yang kita desain, tidak terlihat pasaran.
  3. Cara yang ketiga dengan mencoba konsep one stop shopping pada toko baju wanita yang Anda miliki. Misalnya saja, selain menjual baju wanita tetapi juga menjual sepatu ataupun tas yang dapat menunjang penampilan para wanita. Sehingga mereka tidak hanya membeli baju saja, namun juga membeli tas ataupun spatu pada toko kita.
  4. Menggunakan strategi pemasaran yang dapat memperluas jaringan, dan mengenalkan produk kita pada masyarakat luas. Misalnya dengan mengikuti pameran – pameran yang sering diadakan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga para konsumen mengetahui brand baju yang kita ciptakan.
  5. Melakukan promosi dengan memberikan diskon khusus pada pelanggan, atau memasang iklan di media massa dengan menggunakan jasa para model untuk mengenalkan baju yang kita produksi kepada para konsumen.
Dimanapun ada peluang, akan ada jalan menuju kesuksesan. Semoga bisnis baju wanita dapat dijadikan sebagai salah satu ide bisnis yang dapat Anda jalankan. Salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-baju-wanita-terbuka-lebar.html

Peluang Usaha Pembesaran Lele dengan Kolam Terpal

Peluang bisnis pembesaran lele dengan kolam terpal merupakan ide bisnis yang cukup menarik untuk kita pelajari. Usah pembesaran lele kolam terpal dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kolam terpal diatas permukaan tanah (tidak perlu mengggali tanah), kolam terpal dibawah permukaan tanah (menggali tanah), kolam beton yang dilapisi terpal.

Kolam terpal dipilih sebagai alternatif untuk peluang bisnis pembesaran lele karena memberikan banyak keuntungan. Usaha ini membutuhkan biaya yang relatif murah dan dinilai lebih praktis, dapat dibuat sendiri karena tidak serumit kolam permanen yang terbuat dari beton. Keuntungan lainnya dari kolam terpal ini yaitu kolam mudah dibongkar pasang, sehingga bisa dipindah tempat jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Selain itu kondisi air kolam juga lebih terkontrol kebersihannya.

Proses pembesaran lele menggunakan kolam terpal tidak berbeda dengan kolam permanen.

Berikut langkah – langkah yang harus diperhatikan pada proses pembesaran, setelah kolam terpal telah selesai dibuat :

1. Pemilihan bibit

Lebih baik gunakan bibit lele yang sudah bisa mengkonsumsi pellet F999 (pellet butiran) biasanya bibit umur 2 minggu yang berukuran 7 cm sampai 9 cm, agar lebih mudah perawatannya. Karena bibit yang terlalu kecil, masih mudah mati bila dipindahkan ke lingkungan yang baru. Untuk kolam terpal ukuran 2×3 meter bisa dimasukan bibit lele sebanyak 1000 ekor dengan ketinggian air 30 cm.

2. Pemberian pakan

Pakan utama untuk pembesaran lele adalah pelet (makanan pabrik), untuk umur 2 minggu menggunakan pelet F 999, kemudian menggunakan 781-2 untuk umur setelah 2 minggu hingga 2 bulan, serta 781 untuk umur setelah dua bulan hingga siap panen sekitar umur 3 bulan. Selain pelet, pakan yang dapat digunakan untuk mengurangi pengeluaran yaitu pakan tambahan berupa keong emas yang direbus, dedak halus, ampas rumah tangga, maupun ikan yang telah dihancurkan. Pemberian makan dilakukan sehari 3 kali, untuk malam hari berikan pakan lebih banyak karena pada malam hari nafsu makan lele lebih besar.

3. Pengairan kolam terpal
Untuk pengairan kolam terpal pada awal proses, kolam diisi 30 cm air dan didiamkan selama 1 minggu sebelum dimasukan bibit lele. Penambahan air dilakukan dari mulai 30 cm hingga 80 cm, penambahan secara bertahap sebanyak 15 cm setiap bulannya. Sedangkan untuk pergantian air sampai umur dua bulan sebanyak 2 kali, namun jika sudah terlihat kotor bisa diganti airnya agar tidak menimbulkan penyakit pada lele. Pada saat pergantian air, lakukan penyortiran pula pada lele. Pisahkan lele yang pertumbuhannya lebih cepat, dengan lele yang masih kecil. Hal ini untuk menghindari penuhnya kolam karena sudah banyak yang lebih lebasr, dan menghindari kesempatan lele besar yang memakan lele kecil.

4. Pemanenan

Lele dapat dipanen setelah 3 bulan, biasanya lele yang diminati pasaran yaitu lele ukuran 5 sampai 10 ekor / kg atau sesuai dengan permintaan pasar. Pada kolam terpal, panen lele dapat dilakukan bersamaan dengan proses sortir.


5. Analisa Ekonomi
Dengan asumsi penggunaan 3 kolam terpal dengan ukuran 2 x 3 meter,
dan bibit lele 1000 ekor/kolam.

Modal Awal
3 buah terpal ukuran 2 x 3 meter (@ Rp 150.000,00 x 3) : Rp 450.000,00
Peralatan tiang kolam  (bambu, kayu tiang, dan paku)  : Rp 300.000,00
Selang air 20 meter                                    : Rp  50.000,00
Ember /baskom besar 3 buah                             : Rp  30.000,00 +
Total                                                   Rp 830.000,00

Biaya Operasional
Bibit lele (@ Rp 350,00 x 3000 ekor)                 : Rp 1.050.000,00
Pakan                                                : Rp   600.000,00
Biaya transport                                        : Rp   100.000,00
Biaya lain – lain                                      : Rp    50.000,00 +
Total                                                : Rp 1.800.000,00

Omset
Penjualan hasil panen (Rp 11.000,00/kg  x 300 kg)    = Rp 3.300.000,00

Laba bersih
Rp 3.300.000,00 – Rp 1.800.000,00                      = Rp 1.500.000,00
Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-pembesaran-lele-dengan-kolam-terpal.html

Peluang Usaha Keripik Belut

Bicara tentang belut, ternyata tidak hanya bentuknya yang panjang dan licin saja yang diketahui orang. Belut juga dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang mengandung banyak unsur gizi, seperti protein, kalori, zat besi, kalsium, serta vitamin A, B, dan C. Tingginya gizi yang terkandung pada belut, menjadikan belut diminati oleh masyarakat bahkan sampai masyarakat luar negeri. Adanya permintaan belut yang semakin meningkat, menjadikan peluang bisnis belut sebagai ladang untuk menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

Saat ini tidak hanya budidaya belut saja yang mulai dilirik para pencari usaha, berbagai macam olahan belut pun dapat dijadikan sebagai peluang usaha baru yang cukup menguntungkan. Salah satu olahan belut yang mudah dan diminati banyak konsumen adalah keripik belut. Rasanya yang gurih serta kerenyahan keripik belut disukai para konsumen.

Konsumen

Penikmat keripik belut tidak terbatas oleh usia, status sosial, maupun status gender. Bahkan tidak hanya menjadi lauk saja, kini keripik belut menjadi salah satu camilan yang disukai dan bisa dinikmati kapan saja.

Hambatan dan Cara Mengatasinya

  1. Sulitnya pemenuhan bahan baku belut, dikarenakan belum banyaknya warga yang budidaya belut. Sehingga masih mengandalkan hasil belut dari pencarian hasil alam (sawah) yang banyaknya hasil terpengaruh dengan musim. Untuk mengatasinya sebaiknya juga membudidayakan belut, sehingga untuk pasokan bahan baku selalu tersedia.
  2. Camilan semacam keripik belut ini mudah melempem jika kemasannya tidak rapat. Jadi sebaiknya simpan di tempat yang tertutup dan gunakan plastik kemasan dengan ketebalan 0,5 mili untuk mengatasinya.

Kunci Sukses

Dalam menjalankan usaha renyahnya peluang bisnis keripik belut diperlukan ketelatenan serta keahlian untuk menciptakan rasa yang enak, gurih dan renyah. Selain kualitas rasa yang nikmat, kemasan yang menarik juga sangat mendukung penjualan keripik belut. Selanjutnya strategi pemasaran juga harus diperhatikan, harus paham dimana pasar yang potensial dan mana yang kurang potensial. Sehingga bisa mengatur stok barang yang akan dititipkan, misalnya beri stok yang lebih banyak untuk toko yang rame dibandingkan untuk toko yang sepi.


Analisa Ekonomi

Modal Awal
1 buah kompor gas 1 tungku + tabung gas + isi       Rp   200.000,00
1 buah wajan besar                                  Rp    75.000,00
1 timbangan digital                                 Rp   350.000,00
3 buah baskom plastik @ Rp 20.000,00                Rp    60.000,00
1 Mesin Spinner untuk meniriskan minyak             Rp 2.000.000,00
1 Mesin Sealer Rp 150.000,00 +
Total                                               Rp 2.835.000,00

Biaya operasional per bulan
Bahan baku belut( @ Rp 28.000,00 x 50 kg )          Rp 1.400.000,00
Tepung,minyak goreng, dan bumbu                     Rp   700.000,00
Plastik Kemasan                                     Rp   200.000,00
Tabung gas 3kg 6 x @ Rp 14.000,00                   Rp    84.000,00
Bensin                                              Rp   100.000,00 +
Total                                               Rp 2.484.000,00

Omset per bulan
Penjualan keripik belut Rp 75.000,00/kg
Omset / bulan  = @ Rp 75.000,00 x 50 kg/bulan       Rp 3.750.000,00

Laba bersih / bulan
Rp 3.750.000,00 – Rp 2.484.000,00                   Rp 1.266.000,00

BEP
( Rp 2.835.000,00 :  Rp 1.266.000,00 ) = < 3 bulan

Sumber : http://bisnisukm.com/renyahnya-peluang-bisnis-keripik-belut.html 

Peluang Usaha Donat

“Bunder – bunder bolong tengahe…namanya kue donat.”

Lagu anak – anak yang dinyanyikan Joshua tersebut, menegaskan bahwa menu makanan tersebut memiliki banyak penggemar. Dari mulai anak – anak hingga orang tua pun, menyukai bulatnya donat yang nikmat. Kue dengan bentuk bulat dan bolong di tengahnya ini, telah popular dikalangan masyarakat dari dulu sampai sekarang. Dari mulai donat yang dijual di pasar hingga donat yang bermerk terkenal seperti Dunkin’s Donat atau Donat Jco selalu diserbu oleh para konsumen.

Selain rasanya yang empuk dan nikmat, menu donat juga memiliki variasi toping serta kemasan baru yang beraneka macam. Dengan toping gula bubuk, cokelat caramel, cokelat meses, cokelat kacang, ataupun keju membuat makanan ini menjadi lebih nikmat jika disantap. Menu donat pun memiliki harga yang bervariasi, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 30.000,00.

Seiring dengan minat pasar yang semakin meningkat, pengusaha donat pun makin mengembangkan usaha tersebut dengan inovasi baru dalam setiap donat yang mereka ciptakan. Misalnya saja untuk menarik para konsumen, menu donat dikreasikan dengan bentuk baru seperti sate donat, donat bakar, donat rendah kalori, ataupun membuat kreasi donat dengan bentuk figure kartun anak – anak. Sedangkan untuk kemasannya, agar terlihat lebih menarik dapat menggunakan plastik kemasan dilengkapi dengan label nama donat ataupun menggunakan box cantik dengan nama donat yang menarik untuk donat paket lusinan. Namun disamping variasi rasa dan kemasan yang menarik, kualitas bahan yang digunakan juga harus diperhatikan mutunya untuk menghasilkan donat dengan rasa yang berkualitas.

Untuk pemasaran produk donat sendiri tidaklah terlalu susah, karena makanan ini sudah memiliki pasar yang luas. Anda bisa menitipkan donat ke tempat – tempat potensial, misalnya di warung makanan, toko kue dan snack, ataupun di pasar. Selain itu Anda juga bisa membuka gerai atau outlet donat dengan gerobak, atau mencari sales makanan untuk memasarkan donat Anda. Berbisnis sukses dengan sajian kuliner donat, dapat menjadi salah satu pilihan peluang usaha yang tepat bagi Anda. Bagi Anda yang berminat dengan usaha ini, berikut kami sertakan analisa ekonomi peluang usaha donat. Salam sukses selalu untuk usaha Anda.


Analisa Ekonomi
Modal Awal
1 buah kompor gas 1 tungku + tabung gas + isi       Rp   160.000,00
1 buah mixer                                      Rp 4.000.000,00
10 Loyang roti ukuran 40 x 60 cm                    Rp   300.000,00
1 buah wajan besar                                  Rp    65.000,00
1 timbangan digital + gelas takar                   Rp   475.000,00
3 buah baskom plastik @ Rp 20.000,00                Rp    60.000,00
1 buah meja produksi berlapis aluminium             Rp   200.000,00+
Total                                               Rp 5.260.000,00

Biaya operasional per bulan
Bahan baku pembuatan donat untuk 1 bulan          Rp 1.500.000,00
Tabung gas 3kg 6 x @ Rp 14.000,00                   Rp    84.000,00
Bensin                                              Rp   100.000,00 +
Total                                               Rp 1.684.000,00

Omset per bulan
Omset / hari    = 100 donat x @ Rp 1200,00          Rp 120.000,00
Omset / bulan  = Rp 120.000,00 x 30 hari            Rp 3.600.000,00

Laba bersih / bulan
Rp 3.600.000,00 – Rp 1.684.000,00                 Rp 1.916.000,00

BEP
( Rp  5.260.000,00 :  Rp 1.916.000,00  ) = < 3 bulan
Sumber : http://bisnisukm.com/bulatnya-donat-yang-nikmat.html

Prospek Usaha Gorengan

Siapa yang tidak suka makan gorengan? Nah, makanan ringan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi bagi lidah kita. Mulai dari balita sampai dengan manula, bisa menikmati lezatnya berbagai jenis bahan makanan yang digoreng. Dalam hal usaha pun, dapat dipastikan para pedagang gorengan bisa meraih pangsa pasar yang sangat beragam. Berbagai macam jenis gorengan yang kita kenal antara lain, mulai dari gorengan yang fenomenal yakni Ayam Goreng Kentucky Fried Chicken atau KFC, yang dirintis oleh Kolonel Harland Sanders, hingga tempe mendoan khas Karesidenan Banyumas.

Dengan melihat kesuksesan KFC, maka bisa disimpulkan bahwa prospek usaha gorengan bisa menjadi jaminan masa depan jika kita mampu meracik bumbu yang unik dan tentunya lain dari pada yang lain. Untuk usaha gorengan ayam sendiri di wilayah Yogyakarta kita akan mengenal ayam goreng Mbok Berek, yang biasa disebut Fried Chicken-nya Jawa atau Javanese Fried Chicken, yang dirintis oleh Nini Ronodikromo atau yang biasa disapa Mbok Berek.

Selain berbagai macam ayam goreng, kita bisa menemukan macam gorengan lain yang sangat popular bagi kita, seperti tempe goreng, tahu isi, bakwan, ubi goreng, cireng (aci goreng), tape goreng, dan lain-lain. Kita bisa menemukan berbagai macam gorengan tersebut mulai dari Restoran yang mewah hingga yang dijual di angkringan atau rumah. Nah, untuk membuat usaha warung gorengan ini pun cukup mudah. Peralatan yang perlu dipersiapkan antara lain:

1. Tempat Untuk Berjualan.
Tempat untuk berjualan gorengan ini bisa berupa gerobak dorong dengan kisaran harga ratusan ribu rupiah. Bisa juga ditambahkan terpal jika Anda ingin berjualan menetap. Namun jika tidak memungkinkan ataupun tidak menghendaki berjualan dengan menggunakan gerobak, Anda bisa menjual gorengan cukup di rumah atau depan rumah, dengan tempat yang sederhana, misalnya etalase atau cukup dengan meja untuk meletakkan gorengan. Selain itu, berbagai alternatif tempat berjualan ini antara lain di perempatan, depan gang, depan sekolah, gerbang komplek perumahan, pinggir jalan yang ramai, dan lain-lain. Tentunya dengan catatan bahwa tempat-tempat tersebut diperbolehkan untuk berjualan atau tidak mengganggu ketertiban umum.

2. Peralatan Memasak.
Untuk peralatan memasak sendiri tentunya cukup dengan peralatan memasak yang sederhana, seperti kompor, wajan dan serok untuk menggoreng (kalau bisa wajan yang besar agar bisa menampung banyak bahan yang digoreng), tempat plastik untuk meletakkan gorengan, alat penggiling jika diperlukan, serta tas plastik atau kresek. Sediakan pula cabai rawit, karena banyak yang beranggapan bahwa rasa gorengan tidak lengkap tanpa cabai rawit.

3. Peralatan Lain.
Untuk peralatan yang lain Anda bisa menambahkan meja atau kursi secukupnya untuk para pembeli yang mengantri.

Harga yang bisa Anda tawarkan antara Rp. 500,00 sampai Rp. 750,00 per gorengan, dengan keuntungan antara Rp. 50,00 hingga Rp. 100,00 per gorengannya. Kisaran keuntungan yang sebesar itu, dan gorengan yang terjual bisa mencapai ratusan buah maka dalam satu bulannya Anda bisa mendapatkan keuntungan bersih hingga ratusan ribu rupiah. Hal ini juga tergantung seberapa banyak Anda akan menjual gorengan per harinya.

Yang perlu diingat dalam usaha gorengan ini adalah dampak kesehatan yang bisa ditimbulkan. Namun tidak usah khawatir, adapun beberapa solusinya antara lain:

Gantilah minyak yang Anda gunakan secara berkala. Apabila minyak yang digunakan sudah berwarna hitam atau keruh, maka gantilah dengan minyak yang baru. Hal ini bisa mencegah penimbunan kolesterol lebih banyak.

Biasanya ada beberapa penjual gorengan yang bertindak curang, dengan menambahkan plastik atau sedotan plastik pada saat menggoreng. Tindakan seperti ini mereka lakukan dengan tujuan agar gorengan tetap crispy. Anda bisa membuktikan sendiri dengan mempraktekkannya di rumah. Buat gorengan yang dicampur dengan sedotan plastik dan gorengan yang tidak dicampur dengan sedotan plastik, lalu diamkan beberapa jam. Setelah itu Anda bisa melihat, gorengan yang dicampur dengan sedotan plastik akan tetap terlihat crispy sementara yang lain akan terlihat melempem. Hal ini sebaiknya jangan Anda contoh, apabila Anda tidak ingin kehilangan pelanggan.

Dalam meniriskan gorengan, sebaiknya Anda menggunakan tisu dapur atau bahan penyerap lain yang dapat kontak dengan makanan (food grade). Hindari meniriskan gorengan dengan menggunakan kertas koran atau kertas lainnya yang bertinta, karena tinta mengandung timbal dan akan mudah menempel pada makanan berminyak.

Mengingat semakin banyaknya penjual gorengan maka disarankan agar Anda mencoba mencari inovasi-inovasi resep gorengan Anda agar tidak kalah saing. Dengan modal ratusan ribu rupiah pun Anda bisa memulai membuka usaha gorengan yang sederhana. Kini saatnya membuka peluang usaha dengan modal kecil, Anda pun sudah bisa memperoleh keuntungan besar yang menjanjikan.


Analisis Ekonomi :

Modal awal
Bahan baku                                           Rp 100.000,00
Gerobak                                              Rp 300.000,00
Peralatan                                            Rp 200.000,00
Lain – lain                                          Rp  25.000,00 +
Jumlah                                               Rp 625.000,00

Biaya Operasional / hari
Pembelian bahan baku                                 Rp 100.000,00
Gas Elpiji                                           Rp  13.000,00
Lain – lain                                          Rp  10.000,00+
Jumlah                                               Rp 123.000,00

Pemasukan
Omset/ hari       : 300 buah x @ Rp 500,00  =   Rp 150.000,00
Laba bersih / hari                                   Rp 27.000,00
Laba bersih / bulan
Rp 27.000,00 x 30 hari =                             Rp 810.000,00


Sumber : http://bisnisukm.com/prospek-usaha-gorengan.html

Selasa, 23 November 2010

Peluang Usaha Kursus Komputer

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini membuat orang tidak ingin ketinggalan perkembangan sama sekali. Semakin mereka ketinggalan tentang teknologi, semakin sedikit kesempatan orang tersebut dalam memperoleh pendapatan, baik menjadi karyawan, maupun bisnis sendiri. Sehingga perkembangan teknologi yang ada secara tidak langsung menuntut kita untuk dapat menggunakannya, salah satunya adalah penggunaan komputer yang sudah menjadi bagian perkembangan teknologi saat ini.

Munculnya program baru pada komputer, sering menjadi masalah baru bagi masyarakat.  Karena tidak semua orang langsung bisa menggunakan program yang ada pada komputer. Keadaan ini bisa dijadikan sebagai peluang usaha baru di bidang bisnis komputer, dengan membuka kursus komputer yang dibutuhkan konsumen.

Konsumen

Konsumen tujuan utama kita adalah siswa dari SD sampai SMA (sampai yang sudah lulus), dan juga para mahasiswa.

Cara memulai

Untuk memulai peluang bisnis cerdas kursus komputer ini dibutuhkan ruangan yang cukup luas, selain untuk prestise usaha kita, juga agar para pelanggan kita merasa nyaman. Minimal ruangan yang harus kita sediakan mempunyai luas 120m persegi.

Komputer yang kita sediakan juga seharusnya mempunyai kualitas yang standar, tidak asal-asalan dan berjumlah minimal 6 buah. Sebagai peralatan pendukung, alat yang harus kita beli adalah kursi, meja komputer, papan whiteboard dan alat tulisnya, AC, dll.

Namun terlepas dari semua fasilitas yang telah disebutkan diatas, hal yang paling dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini adalah keterampilan komputer yang dimiliki pekerja atau tentor yang mengajar.

Hambatan

Orang yang menjalankan bisnis ini cukup banyak, sehingga kita harus bersiap untuk menghadapi persaingan ini.

Kunci Sukses

Sebaikmya  kita menyediakan karyawan( tentor) yang handal, bukan hanya  dalam bidang komputer, tetapi juga dalam bidang komunikasi. Ini sangat penting, karena jika tidak bisa berkomunikasi dengan baik, ilmu yang diberikan tentor tersebut juga tidak akan masuk kedalam fikiran peserta didik. Hal ini akan mengakibatkan pelanggan merasa sia-sia membuang uang untuk kursus komputer ditempat kita.

Kursus yang bisa kita tawarkan diantaranya , design grafis, microsoft office, pembuatan website, internet, dll. Akan lebih baik jika tiap jenis kursus mempunyai tempat dan komputer  tersendiri. Tetapi jika kita belum memiliki fasilitas yang mendukung untuk itu, bisa dengan satu ruangan saja, hanya dengan waktu yang berbeda.

Tidak lupa promosi yang gencar dan kelengkapan fasilitas (termasuk modul) bagi siswa serta kenyamanan ruangan adalah faktor lain yang bisa mendukung perjalanan bisnis ini selanjutnya.

Analisa Keuangan:

Investasi Awal
Sewa Gedung  / tahun                       Rp 15.000.000,00
Komputer ( 6 buah x @ Rp 3.000.000,00 ) Rp 18.000.000,00
Kursi dan meja                             Rp  1.500.000,00
Peralatan pendukung
(white board, rak, dll)                   Rp  1.500.000,00+
Total                                Rp 36.000.000,00

Biaya Operasional
Gaji 3 pegawai  x @ 800.000,00          Rp  2.400.000,00
Listrik dan telepon                        Rp    500.000,00
Lain-lain                                  Rp    100.000,00+
Total                                      Rp  3.000.000,00

Omzet per bulan
Misal : jadwal kursus komputer per hari adalah 3 sesi pertemuan,
dengan 6 orang peserta dalam setiap sesi.
Dengan biaya peserta Rp 250.000,00 per bulan.
( Rp 250.000,00 x  6 peserta x 3 sesi  )   Rp  4.500.000,00

Laba per bulan
( Rp 4.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 )    Rp   1.500.000,00

BEP
( Rp 36.000.000,00 : Rp 1.500.000,00 )    =    24 bulan

Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-cerdas-kursus-komputer.html 

Peluang Usaha Sepatu Kulit, Asli dalam Negeri

Siapa yang tidak suka memakai sepatu kulit yang mengkilat dengan harga yang relatif lebih murah? Dan tidak perlu jauh-jauh pergi ke Bandung untuk mendapatkan sepasang sepatu kulit yang menawan. Karena di daerah Sleman, juga terdapat pengrajin sepatu kulit. Salah satunya adalah Bapak Slamet, bapak lima orang anak ini menekuni usaha pembuatan sepatu kulit. Setiap harinya, Pak Slamet tidak hanya sibuk membuat pesanan sepatu kulit, tetapi juga memperbaiki segala jenis sepatu yang mengalami kerusakan. Walaupun usaha yang di rintisnya belum begitu besar, namun dapat memberikan tambahan penghasilan. Apalagi setelah satu tahun terakhir Bapak Slamet pensiun dari pekerjaannya menjadi staff  TU di SMP N 1 Ngemplak.

Peluang usaha sepatu kulit asli dalam negeri ini, dalam melakukan proses produksinya tergolong masih sederhana dan murah. Bahan bakunya juga mudah di dapat, yaitu lembaran kulit (1pit = 27cm). Untuk pembuatannya sendiri hanya menggunakan peralatan sederhana seperti mesin jahit sepatu, cetakan sepatu, jarum jahit sepatu, paku sepatu, palu, lem, latek, cat sepatu, benang jahit, gunting, amplas, kertas pola, pensil 2B, serta badogan atau kaki tiga (alas untuk menempa sepatu saat di lem/dipaku).

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat sepatu kulit:
  1. Buat pola di kertas pola sesuai pesanan/keinginan,
  2. Setelah pola selesai dibuat, gunting pola tersebut,
  3. Guntingan pola kemudian di letakkan di atas lembaran bahan kulit, kemudian bentuk pola tersebut di atas lembaran dengan pensil,
  4. Setelah pola tergambar di atas lembaran bahan kulit, potong bahan tersebut mengiikuti pola,
  5. Ambil cetakan sepatu, mulai bentuk sesuai bentuk cetakan dengan menggunakan latek dan lem.
  6. Apabila sudah terpasang dengan baik, baru di beri alas sepatu berupa karet.
  7. Setelah terpasang rapi, pukul-pukul alas sepatu di kaki tiga.
  8. Jika semuanya telah terpasang dan lem mulai merekat, ambil cetakan sepatu (terbuat dari kayu) perlahan-lahan. Dan mulai menjahit sisi-sisi sepatu agar lebih kuat.
  9. Tahap terakhir adalah finishing dengan mengoleskan cat sepatu dengan kuas kecil, agar warna sepatu lebih mengkilat. Kemudian keringkan dengan menjemurnya di bawah terik sinar matahari.
Untuk membuat satu pasang sepatu membutuhkan 3 pit (3x27cm). Yang setiap harinya menghabiskan 2 kaleng lem sepatu (satu bulan 7kg lem). Dengan hitungan dalam satu bulan mendapatkan pesanan kurang lebih 10 hingga 15 pasang sepatu. Sehingga usaha Pak Slamet ini tergolong masih dapat bertahan.

Pak Slamet memasarkan produknya dengan cara mulut ke mulut. Yang pada awalnya hanya ditawarkan kepada teman-teman di sekolahnya, dan saat ini bisnis kerajinan sepatu yang di beri nama ”LUMINTU” ini  di datangi banyak orang. Karena dalam menjalankan bisnisnya, Pak Slamet tidak banyak mengambil keuntungan, sehingga harga yang relatif terjangkau membuat para konsumennya betah berlangganan dengannya.


”Analisa Pendapatan Sederhana Selama 1 Bulan”

 Pemasukan 1 bulan

 Pesanan 15 pasang x @ Rp. 70.000,00 : Rp. 1.700.000,00          
Perbaikan sepatu : Rp.   500.000,00

Pengeluaran

Bahan baku
- kulit  45 pit @ 1pit Rp. 19.000,00     : Rp.   855.000,00         
- lem (7kg), latek, benang, cat, paku    : Rp.   300.000,00

Total pengeluaran                                   : Rp. 1.155.000,00

Keuntungan bersih : Rp 1.700.000,00 – Rp. 1.155.000,00 = Rp. 545.000,00


Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-usaha-sepatu-kulit-asli-dalam-negeri.html

Demo Pembuatan di Trotoar, Hantar Produknya Hingga Eropa

Tidak pernah terlintas dalam benak Edi C Purnomo, 43, yang lulus dari SMEA bisa mengenyam kehidupan mapan seperti sekarang. Dari pergulatannya membuka usaha kerajinan gerabah (tembikar), kini ia benar-benar menikmati hasil jerih payahnya.

Ia mengaku, semua yang dinikmati ini bukan perkara mudah. Tapi, penuh dengan rintangan. “Berapapun modal yang kita miliki tanpa dibarengi dengan semangat dan pengetahuan yang cukup terhadap usaha yang kita jalani, pasti akan cepat menuai kegagalan,” tutur Edi, ditemui di kediamannya di Jl Cangkring 21B, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Berpegang pada prinsip itulah, Edi menekuni kerajinan keramik yang terbuat dari tanah liat (lempung). Semua ia kerjakan dan pasarkan sendiri. Manajemen Bakso, begitu Edi meng-istilahkan.

Saran istri dan keluarga yang meminta dia memutar haluan, tak dihiraukan. Ia menutup rapat kedua telinganya dan terus melaju dengan rencananya. “Mereka berpendapat begitu wajar, karena hasil yang saya dapatkan tidak cukup untuk biaya makan,” aku Edi.

Pria yang telah dikarunia dua anak ini memilih usaha di bidang souvenir yang terbuat dari gerabah, selain kaya pengalaman dalam bidang kerajinan, modal yang dibutuhkan cukup kecil, sesuai dengan kemampuannya. Hanya bermodalkan tong (drum) bekas wadah oli dan bahan baku berupa tanah liat yang dicari sendiri.

Begitu juga dengan produk yang dihasilkan, lelaki yang hobi melukis di kanvas ini tidak segan-segan membuka stan lesehan di emperan toko atau di atas trotoar. Metode pemasaran yang dipilihnya cukup menarik, Sambil memamerkan dagangan beralaskan tikar plastik, Edi mendemonstrasikan cara membuat kerajinan souvenir.

“Sambil menunggu pembeli, saya memeragakan cara membuat gerabah. Ternyata teknik itu cukup mengena, mereka yang nonton banyak yang beli,” ujar Edi tersenyum.

Kendati banyak tantangan dan aral yang melintang, Edi berkomitmen membuka usaha di bidang kerajinan keramik. Puluhan tahun ia telah menggeluti kerajinan ini, mulai proses pembuatan hingga barang siap jual. Kota Bandung, Bekasi, Bogor dan Pulau Dewata, termasuk perusahaan-perusahaan keramik yang ada di Probolinggo, seperti Saki, Paolo, pernah dijelajahinya.

Bemodalkan ilmu itu dan dukungan dari pimpinan perusahaan yang pernah dimasukinya, Edi makin menancapkan cengkeramannya di usaha tersebut. Setelah berhasil di jalur gerabah, pria yang pernah menimba ilmu perkeramikan di negeri Thailand ini melangkahkan kaki di bidang keramik. “Atas kebaikan pemerintah provinsi, saya mendapat bantuan oven (pemanas). Dari sanalah, saya lebih mantab lagi berusaha,” katanya.

Meski telah memiliki oven, Edi masih terbentur modal. Untuk menggarap sebuah produk, Edi masih mengandalkan pesanan. Dari uang muka yang ia terima, digunakan untuk modal. Dari sana, setapak demi setapak usaha yang memanfaatkan pekarangan orangtuanya itu kini melonjak pesat.

Dalam kurun waktu 8 tahun, produk keramik Kinasih mampu menembus pasar Asia, seperti Thailand bahkan sampai pasar Eropa seperti, Itali. Untuk pasar domestik, Edi telah merambah ke Bali, Jakarta hingga ke Sumatra dan Kalimantan. “Yah lumayan mas, yang penting bisa mempekerjakan pengangguran, terutama tetangga sendiri,” jelasnya.

Untuk mensiasati pesaingnya, konsep yang dijalankan pria yang memilik usaha bersebelahan dengan tempat tinggalnya ini menciptakan model atau desain yang menarik dan beda. Konsep ini tercipta dilatar-belakangi oleh kurangnya peralatan.

“Peralatan memang masih kurang. Kondisi ini bukan berarti kita harus kalah, tetapi bagaimana dengan situasi ini kita bisa melampaui mereka. Buktinya, kami bisa,” papar Edi semangat.

Dalam memilih atau menentukan desain produk, selain ide pemesan dan diri sendiri, Edi juga memberi peluang kepada karyawannya untuk membuat desain. Jika konsep itu, bagus dan laku dijual, tanpa ada rasa sungkan, Edi meng-ACC konsep dari anak buahnya. Mengenai warna, ia lebih memilih warna yang terkesan alami.

Selain memproduk barang untuk ekspor dan dounter di kota-kota besar, Edi juga membuka peluang bagi warga yang berkeinginan memesan souvenir. ”Wah banyak mas, saya lupa. Macem-macem ada yang untuk perkawinan dan untuk souvenir haji,” aku Edi, seraya memperlihatkan souvenir yang dipesan oleh seseorang yang akan naik haji tahun depan. surya.co.id

Percantik Kemasan

Di setiap even spesial, sebuah cenderamata merupakan hal wajib yang harus disiapkan. Jauh-jauh hari sebelum acara berlangsung, penyelenggara biasanya sibuk mencari jenis souvenir dan box atau wadah souvenir apa yang akan mereka berikan.

Adanya kebutuhan itu, berarti ada peluang usaha. Sehingga, tak mengherankan jika saat ini, banyak sekali pengusaha yang bergerak di bidang souvenir ini.

Menurut perajin box souvenir, Mimi Jovita, kini banyak sekali variasi dari souvenir. Mulai souvenir untuk ultah, launching produk atau pernikahan. Bentuknya sudah semakin beragam, mulai gantungan kunci, kipas, tempat tissue, dompet, hingga yang berwujud perkakas rumahtangga seperti sendok garpu, gelas, atau mangkok cantik.

Guna semakian mempercantik tampilan souvenir, salah satunya tergantung pada kemasan. Kemasan souvenir harus terlihat rapi dan sesuai dengan tema even yang digelar. Begitu juga dengan kotak souvenir atau box souvenir harus terlihat rapi dan harus disesuaikan dengan souvenir bersangkutan.

“Usaha ini nggak akan pernah berhenti. Banyak sekali pilihan untuk souvenir dan selama orang masih ada yang ultah atau menikah, usaha pembuatan souvenir akan tetap berjalan,” ulas Jovita.

Peluang usaha itu, diakuinya, dapat dijalankan dengan modal kreativitas, bahan-bahan baku yang beragam, dan tentunya semangat berwirausaha. surya.co.id

Laba Aksesoris Bros Kian Bersinar


Memakai aksesoris selain untuk melengkapi tampilan busana, juga bisa membuat sebagian orang lebih nyaman. Namun, memilih aksesoris yang sesuai agar bisa tampil berkesan tentu membutuhkan pertimbangan. Untuk aksesoris bros misalnya, meski bentuknya mungil tapi bisa menjadi finishing touch dari dandanan.

Saat ini, ada banyak aneka model bros cantik beredar di pasar. Bukan hanya bros buatan lokal, tapi juga bros impor. Bahan bakunya pun bervariasi mulai dari manik-manik, batuan, perak hingga emas.

“Saya paling suka bros dari bahan perak bakar. Kesannya etnik dan karakternya strong. Warnanya tidak terlalu ramai, sehingga bisa dipadu-padankan dengan banyak pakaian,” kata Retno Palupi, karyawati perusahaan pelayaran.

Lajang 29 tahun ini mengaku memiliki puluhan koleksi bros yang ia beli dari berbagai kota. “Setiap ke luar kota selalu berburu bros. Kisaran harganya per unit nggak mahal kok, rata-rata Rp 20.000-50.000. Sering juga belanja online atau lewat facebook,” ujar Palupi.

Sekali borong bisa sampai Rp 500.000. Ia mengoleksi aneka bros mulai dari bahan perak, kuningan, kayu, plastik, pita, batu, manik-manik. “Sebagian besar beli sendiri, sebagian lagi ada yang dikasih teman dan saudara,” lanjutnya.

Bagi Dewi Rosalina, salah satu perajin aksesoris, penjualan bros tak pernah mengenal musim. “Segmen aksesoris itu loyal. Apalagi yang bahannya dari bebatuan. Kalau penyuka batu pasti belinya ya batu terus, kalau perak ya perak terus biasanya,” katanya.

Wanita kelahiran Balikpapan 5 Mei 1976 ini mengaku, aksesori macam bros, kalung, gelang yang ia jual selama ini didesain dan dirangkai sendiri. “Khusus bahan bakunya disuplai orang,” ujar wanita yang telah membuka butik aksesoris DeRosa di Royal Plaza Lantai LG ini.

Selain merangkai berbagai aksesoris, ibu satu anak ini juga menjual bahan baku hingga alat-alat pembuat aksesoris di Royal Plaza. “Saya juga membuka kursus kilat merangkai aksesoris. Workshop aksesoris sering saya gelar juga. Peminatnya ternyata lumayan banyak. Dalam seminggu bisa 50 orang daftar kursus,” kata Dewi.

Untuk paket kursus yang ia tawarkan mulai Rp 150.000, tidak termasuk bahan baku aksesoris. “Kalau aksesoris bros yang saya jual segmennya high-end, lebih banyak ke bebatuan berkualitas A. Karena itu, harganya bisa mulai Rp 100.000,” terangnya.

Ia mengakui, harga aksesoris buatannya memang tak murah. Ini karena mengandalkan desain yang unik dan jenis bebatuan yang langka. “Dilihat dari karakter warga Surabaya ini, rupanya kurang minat terhadap harga, mereka maunya pokok murah. Beda dengan karakter warga Jakarta, kalau aksesoris harga ratusan ribu udah kaya kacang goreng penjualannya,” urai Dewi.

Modal awal ia menjalankan usahanya tak kurang dari Rp 10 juta. “Pasar aksesoris sudah mulai padat. Kalau kita bidik segmen yang pas memang modalnya harus kuat. Saat ini porsi penjualan saya lebih banyak ke kursus dan suplai bahan baku. Pembuatan aksesoris malah mulai berkurang dan mengandalkan order,” lanjutnya.

Untuk memperluas pemasaran produknya, Dewi bermitra dengan beberapa pihak. “Kalau cuma jual barang gampang. Pelanggan tetap kita sudah cukup banyak. Kita sudah bermitra dengan pihak di PTC dan Sun City,” imbuhnya.

Setelah usahanya berkembang luas, pihak perbankan pun akhirnya banyak yang melirik. “Untuk pengembangan usaha, saya dipinjami mulai Rp 100 juta, lalu naik jadi Rp 200 juta,” kata Dewi.

Perajin aksesoris lainnya Lilies Rolina mengungkapkan, pasar aksesoris masih terbuka lebar, meski saat ini perhiasan impor mulai membanjir dengan harga yang jauh lebih murah. “Karena itu, aksesoris buatan lokal kalau tak punya karakter bakal ditinggal pelanggan,” lanjut pemilik butik Liena Accesories di kawasan Candi Lontar ini.

Ia mengaku, awal berjualan aksesoris bros lebih didorong oleh hobi. “Iseng-iseng saya beli pas jalan-jalan di Solo, lalu saya posting foto-fotonya di facebook, eh ternyata banyak yang minat. Akhirnya saya hunting aksesoris yang murah lalu saya jual ke teman-teman,” kata lajang 26 tahun ini.

Setelah beberapa bulan berjualan, ia menjajal merangkai sendiri dengan mencontoh model di internet dan di beberapa butik. “Sampai saat ini selain menjual aksesoris bros rangkaian sendiri, saya juga berjualan aksesoris impor Korea dan China. Yang banyak diminta tipe jurai-jurai dari bahan manik-manik yang blink-blink,” sambung Lilies.

Menurutnya, orderan terbanyak melalui facebook berasal dari Jakarta dan Jawa Tengah. “Sekali order bisa 2-3 lusin, karena ternyata mereka jual lagi,” katanya.

Harga aksesorisnya beragam, untuk bros mulai Rp 15.000. Bisnis aksesoris dinilai memiliki potensi cukup bagus. “Siapapun bisa melalukan. Tergantung segmen mana yang dibidik, pasti omzet yang datang akan lumayan,” lanjutnya.

Modal awal ia membuka usaha sekitar 1,5 tahun lalu hanya Rp 500.000. “Modal itu diputar dan kini omzetnya bisa Rp 1 jutaan per minggu kalau pas ramai,” pungkas Lilies. surya.co.id

Sempat Dilarang Usaha, Kini Sehari Ciptakan 30 Item


Membidik pasar segmen wanita tentu bukan langkah yang salah. Pasalnya, hampir setiap wanita ingin terlihat lebih cantik dan modis. Ini pula yang disasar Oky Mia Octaviany, perajin aksesoris yang sukses masuk di segmen tersebut.

Saat ini, beragam aksesoris seperti, bros, gelang, tas, anting, serta hiasan jilbab buatannya, banyak dikenal pembeli baik dari Jatim, luar pulau, bahkan hingga pasar ekspor ke Arab Saudi dan Eropa.

Meski sebetulnya usaha yang ia jalankan berangkat dari kegagalannya merintis usaha sebelumnya. Wanita kelahiran Surabaya, Oktober 1971 lalu itu, memang pernah mencoba berbisnis makanan. Namun usaha itu ternyata hanya bertahan setahun. Itu membuat dia dilarang sang suami, Banyon Anantoseno, untuk menggeluti usaha.

“Saya pun merenung ternyata kegagalan itu akibat saya tidak suka masak. Oleh karena itu, saya mencoba menggeluti lading bisnis lain yang selama ini saya sukai,” papar Oky ditemui di rumah sekaligus workshop-nya di kawasan Sidosermo Surabaya.

Tahun 2000, ia secara diam-diam mencoba memulai usaha kecil-kecilan. Dengan modal hanya Rp 500.000, ia mengutak-atik aksesoris yang ia beli dan ia sesuaikan atau pasangkan dengan aksesoris lain atau busana yang dipakai.

“Apalagi saya yang mengenakan jilbab ingin tetap tampil modis. Alasan ini memacu saya untuk menciptakan aksesoris yang bisa dipakai oleh perempuan berjilbab. Saya kemudian mencoba membuat kalung dari bebatuan,” ungkap ibu dua orang putra ini.

Ternyata usaha coba-coba ini mampu membuat teman-temannya tertarik dan mulai banyak yang memesan. Ia pun memutuskan menekuni usaha tersebut, termasuk mulai berani terbuka pada sang suami. Dukungan suami, membuat Oky berani memberi label ‘Peniti’ pada produknya.

“Sebetulnya sudah banyak produk aksesoris di pasar, namun produk yang saya bikin lebih fokus ke bahan batu-batuan, mutiara, manik-manik, bambu patah, hingga kristal swarovski,” ulas Oky, yang kini usahanya merambah ke usaha busana muslim.

Untuk memperkaya model dan desain, hampir setiap minggu Oky keluyuran ke mal-mal di Jakarta dan Surabaya. Menurutnya, menciptakan model yang disukai konsumen dan unik sangatlah penting, apalagi saat ini banyak aksesoris-aksesoris dengan harga terjangkau dari China.

Dalam sehari, Oky mampu menghasilkan 25-30 item aksesoris. Untuk satu item aksesoris, rata-rata membutuhkan biaya Rp 1.000-100.000, tergantung bahan dan kesulitannya. Dari ongkos produksi tersebut ia bisa mendapatkan keuntungan antara 30-50 persen.

Oky menjual aksesoris dengan harga yang beragam. Yang paling murah anting Rp 1.000 hingga yang termahal paket aksesoris gelang-anting-kalung-bros-sepatu-tas seharga Rp 1,5 juta. “Kalau yang paket seperti itu paling banyak dibeli untuk peningset pernikahan,” jelas Oky yang mengaku mampu meraih omzet Rp 5-10 juta per bulan.

Meski sukses, toh Oky tak mau sekadar memburu rezeki saja. Ia pun berbagi ilmu dengan meluangkan waktu dengan mengajar privat kalangan wanita yang ingin menjalankan usaha aksesoris. Itu dilakukan baik di rumah maupun atas permintaan instansi-instansi.

Selain itu, ia juga menulis buku berjudul ‘Cantik & Gaya dengan Bros’, serta ‘Cantik dengan Rangkaian Manik dan Batu’.

Mudah Membuat Bros
Anda yang suka mengutak-atik aksesoris jenis bros, sebetulnya tak sulit membuat tampilan aksesoris yang terlihat beda saat dikenakan. Selain untuk memulai usaha kecil-kecilan, hasil karya ini juga bisa untuk koleksi sendiri.
Karena aksesoris ini terbuat dari sebuah rangkaian, perlu diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan bros di antaranya:
- Pemilihan material gunakan bahan seimbang dan serasi antara ukuran dan warna
- Pemakaian material berbentuk unik bisa menambah keindahan bros
- Bila menggunakan satu warna, buat kreasi yang lebih unik agar keindahan bentuknya menonjol
- Jika menggunakan warna beragam, perlu mengetahui golongan atau kelompok warna
- Penempatan peniti pada bros harus lurus, sehingga menjadikan bros seimbang dan tegak jika dikenakan
- Untuk rangkaian bros ukuran besar, perlu diperhatikan penempatan peniti, agar bros tak terlihat jatuh akibat material yang terlalu berat.

http://www.surya.co.id

Wadahi UKM Pemula


Tak sedikit pelaku usaha kerajinan yang dikenal kalangan luas setelah berani menjual produknya di pusat-pusat perbelanjaan. Tak sedikit pula masyarakat yang mendapatkan ide dari melihat atau membeli barang-barang yang ditawarkan UKM di mal.

Nah, kepedulian pusat perbelanjaan inilah yang diwujudkan Royal Plaza Surabaya terhadap kreasi perajin di Jatim. Saat ini, paling tidak terdapat dua lantai di pusat perbelanjaan itu yang sebagian besar dipenuhi pelaku UKM.

Manager Promosi Royal Plaza Surabaya Vicky Ratih mengatakan, sejak pusat perbelanjaan ini dioperasikan, pihaknya bertekad untuk mewadahi pelaku UKM agar produknya dikenal.

“Awalnya memang kami bekerja sama dengan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Surabaya, mereka aktif memberi pelatihan dan menyewakan stan bagi UKM anggotanya,” papar Vicky.

Tak disangka, produk yang dihasilkan UKM mendapat respon positif dari pengunjung. Banyak pihak pun berpendapat bahwa lokasi tersebut cukup potensial untuk memajang produk UKM. Sebagian besar produk yang dijual adalah kerajinan souvenir, pernik-pernik, serta aksesoris.

Kondisi itu membuat sejumlah dinas di pemerintahan yang terkait dengan sektor UKM dan ekonomi, bahkan sejumlah perusahaan BUMN ikut menyewa beberapa stan. Mereka rata-rata memberi kesempatan anggota UKM binaan untuk menampilkan produknya secara bergantian setiap beberapa bulan sekali.

“Memang ada harga sewa khusus yang relatif lebih murah untuk stan UKM ini, baik yang perseorangan atau dinas dan perusahaan. Ini agar mereka terpicu untuk berkembang, namun juga tetap ada tanggung jawab untuk tetap berjualan karena ada kewajiban sewa,” ulas Vicky.

Upaya ini kian lengkap dengan dukungan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Surabaya yang secara rutin mengajak kelompok masyarakat di tingkat kelurahan atau kecamatan untuk dilibatkan dalam sejumlah pelatihan yang digelar di Royal Plaza.

Mereka juga diberi kesempatan sekitar sepekan untuk memajang hasil karyanya di outlet. “Perkembangannya, kini banyak pelaku UKM yang semula usahanya hanya sebagai sampingan tapi berubah menjadi usaha penopang keluarga,” ungkapnya. surya.co.id

Menjala Laba Olahan Bandeng


Siapa yang tak suka ikan. Selain enak dimakan, hewan air ini memiliki kandungan gizi yang cukup banyak. Ikan juga bisa diolah menjadi beragam makanan. Demikian juga bandeng. Salah satu komoditas andalan Jatim ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk beragam menu dan jenis makanan.

Tak hanya itu, olahan bandeng juga mampu menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Ini karena konsumen atau penggemar olahan bandeng tak pernah sepi. Ny Iswindari misalnya, warga Pulosari, Surabaya ini, boleh dikata hampir setiap pekan selalu berburu makanan bandeng. Entah itu bandeng goreng atau diolah menjadi menu lain yang banyak dijajakan di sejumlah toko oleh-oleh di Sidoarjo dan Gresik.

“Keluarga saya memang penyuka bandeng. Tak jarang kami membeli olahan bandeng, seperti bandeng asap, bandeng presto, otak-otak bandeng atau lainnya,” ulas ibu dua anak ini.

Bahkan, ia sering menjadikan olahan bandeng ituuntuk oleh-oleh atau bekal makanan ketika pergi ke luar kota. “Praktis, dan bisa tahan hingga beberapa hari,” beber Iswindari.

Banyaknya konsumen memang tak lepas dari beragam ide kreatif pelaku usaha bandeng. Salah satu yang memanfaatkan olahan bandeng adalah Djalil. Bersama istrinya, Sutini, pria yang tinggal di Bulu Sidokare, Sidoarjo ini, sudah 20 tahun menggeluti usaha bandeng asap. Bandeng asap merupakan salah satu oleh-oleh khas Sidoarjo.

Disebut bandeng asap karena makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dimatangkan dengan cara diasap. Di rumah yang sekaligus dijadikan tempat produksi dan penjualan, rata-rata Djalil mampu memproduksi 60 ekor per hari. Jumlah itu biasanya langsung habis terjual, karena pria 60 tahun ini hanya memproduksi berdasar pesanan.

“Saya sengaja tak menyetok untuk penjualan, karena saya ingin bandeng asap saya terus fresh. Demikian juga banyak permintaan dari toko, namun saya tak mau kalau hanya sekadar konsinyasi. Meski hanya mengandalkan pesanan, Alhamdulillah ada saja permintaan setiap harinya,” papar pria yang memiliki 4 anak dan 4 cucu ini.

Untuk menjaga kualitas produk dan rasa, Djalil sengaja terjun sendiri mulai pemilihan ikan, pembersihan sisik dan insang hingga pengasapan. Ia pun belum berani mengangkat tenaga kerja.

Ukuran standar yang ia pilih biasanya bandeng mentah dengan berat 0,5-0,6 kilogram per ekor. Untuk pengasapan, ia sengaja membuat oven besar yang mampu dimasuki 50-60 bandeng secara menggantung. Di ujung oven diberi cerobong untuk jalan keluar asap. Pengasapan biasanya dilakukan selama 4-5 jam.

Djalil biasanya menjual bandeng asapnya dengan harga Rp 48.000 per kilogram. Ia juga menyertakan saos yang terbuat dari kecap dan petis. Pembeli bandeng asap olahan Djalil tak hanya dari Sidoarjo dan Surabaya saja, namun banyak juga dari luar kota dan luar pulau. Bahkan, sebagian adalah pesanan dari pelanggannya di Australia, China, hingga Singapura.

“Saya ingin terus mempertahankan usaha ini sebagai produk khas Sidoarjo. Untungnya keluarga juga mendukung, bahkan anak-anak mulai merintis beberapa kreasi produk kerupuk berbahan bandeng dan bahan lainnya,” jelas Djalil.

Selain olahan asap, bandeng juga dibuat kreasi yang lebih modern, yakni crispy. Sulaihan adalah sosok yang sukses mengenalkan olahan ini. Bahkan, produk bermerek ‘Maharani Crispy’ ini telah memiliki pelanggan dari berbagai daerah seperti Surabaya, Malang, Mojokerto, Nusa Tenggara, Bali, Balikpapan, bahkan Singapura.

“Sebagian besar pembeli memesan untuk oleh-oleh. Jadi saya sering mengantar pesanan ke bandara, sehingga bisa langsung dibawa,” kata Sulaihan, ditemui di rumah sekaligus tempat produksinya di Kalanganyar, Sedati.

Bandeng crispy tak beda dengan makanan crispy lain, seperti ayam crispy. Yang membedakan hanya bentuk, bumbu atau rasa, serta tingkat kerenyahannya. Keunggulan lainnya, bandeng crispy buatan pria 45 tahun ini tanpa duri.

“Duri bandeng harus dicabut dulu sebelum diolah. Memang usaha kita awalnya adalah memasok bandeng tanpa duri ke sejumlah restoran dan pabrik. Empat tahun belakangan ini mulai dikembangkan ke olahan,” ujar ayah dua anak ini.

Dibantu empat orang tenaga kerja, Sulaihan bersama istrinya Dwi Ernie, rata-rata mampu memproduksi sekitar 50 kilogram bandeng segar tanpa duri setiap hari. Tak hanya bandeng crispy, ia juga mengolah bandeng tanpa duri tersebut untuk beragam makanan mulai bandeng presto, otak-otak bandeng, penyet bandeng, hingga bakso bandeng.

Sisa duri tak dibuang begitu saja, namun ia manfaatkan dengan diolah sebagai abon. Produk abon duri bandeng yang ia namai abon kalsium ini memang murni kreasi ciptaannya dan belum ada pemain lain. “Kita memang ingin mengangkat citra bandeng sebagai makanan khas Sidoarjo agar memiliki nilai tambah,” ulas pemilik UD Hikmah Artha Makmur ini.

Bandeng crispy olahannya, biasanya dijual Rp 25.000 per ekor/bungkus, sedang otak-otak bandeng dijual seharga Rp 10.000-20.000 per bungkus.

Beragam produknya mulai dikenal luas sejak ia dilibatkan dalam berbagai pameran yang digelar oleh Dinas Kelautan dan Peternakan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim. Karena dianggap memiliki prospek pasar, ia pun mendapat kucuran kredit dari salah satu bank BUMN.

“Selain modal kerja, bantuan kredit itu untuk pengembangan usaha. Karena kami juga mengelola sebuah rumah makan di ruko Juanda Business Center,” ungkap Sulaihan.

Ke depan, ia berobsesi terus menciptakan berbagai produk dari bahan bandeng, selain memperluas jaringan pasar. “Ada investor yang men-support dan tahun ini juga kemungkinan kami membuka dua outlet di Surabaya,” imbuhnya. surya.co.id

Jalan Dua Tahun, Kini Minimal Produksi 100 Kotak Per hari

Bisnis roti lapis legit memang sudah menjamur. Hampir di setiap kota, roti ini bisa dijumpai. Namun, di setiap daerah lapis legit menawarkan citarasa yang berbeda-beda. Tergantung inovasi si pembuat roti.

Di Surabaya, ada banyak pelaku usaha lapis legit mulai skala mikro sampai pabrikan. Olahan rasanya pun beragam, demikian pula adonannya. Ada yang dicampur rasa durian, cokelat, kismis, kacang almond, strawberry. Lapit legit pun menjelma ke dalam berbagai varian rasa.

Salah satunya dilakoni Sukirno, 32, warga Menanggal Surabaya ini. Keahlian membuat lapis legit, awalnya ia dapatkan ketika bekerja di Jakarta.

“Saya ikut usaha perorangan yang khusus bikin lapis legit selama lima tahun di Jakarta. Setelah saya merasa mampu berdikari, saya memilih keluar dan mendirikan usaha sendiri bersama teman-teman asal Purwokerto yang juga merantau di Jakarta,” kata Sukirno, Jumat (17/9).

Dua tahun silam, bermodal Rp 45.000 setiap orang, ia bersama tiga kawannya yang lain menjajal mendirikan usaha bersama di bidang pembuatan lapis legit. “Kebetulan istri saya juga di Surabaya, teman-teman yang lain juga demikian. Jadilah usaha patungan itu,” lanjut kelahiran Purwokerto 24 April 1978 ini.

Ia sengaja kerja patungan lantaran waktu itu kurang pede untuk memutar roda usahanya sendiri. “Inti bisnis saya yang besar justru bikin pigura gelas. Ordernya sudah kemana-mana. Tapi karena terus surut maka banting setir ke lapis legit. Kebetulan, saya pernah bekerja di home industry lapis legit juga,” kata suami Yuni Wahyuningsih ini.

Model pemasarannya tidak melalui toko dan supermarket melainkan ke perkantoran, rumah sakit dan keliling perumahan door to door. “Kalau dititipkan ke toko, modalnya tidak bisa langsung dipakai beli bahan karena harus nunggu dagangan laku baru kita dibayar,” ujar Sukirno.

Agar usaha kuenya terus berputar, akhirnya ia bersama tiga rekannya Yono, Hartono dan Yanto, menjalin kerja sama dengan dinas-dinas. “Kalau ada acara, pemesanannya melalui kita. Alhamdulillah, pemasaran dengan cara ini cukup lancar,” jelas Sukirno.

Hingga kini, belum ada niat pada dirinya maupun rekan-rekannya untuk mendirikan outlet mandiri saat ini. “Modalnya belum cukup. Investasinya besar. Sebut saja, sewa outlet di Alfamart atau Indomaret per bulannya Rp 350.000, sewa di Carrefour atau Giant malah Rp 3,5 juta,” lanjutnya.

Cara yang dilakukannya selain memasarkan ke instansi, ia menerima order dari orang-orang untuk lapis legit bermerek. “Misalnya kita suplai lapis legit tanpa merek, lalu orang itu memberi merek sendiri. Untuk ukuran 17,5×17,5 cm kita jual seharga Rp 15.000. Masa kedaluwarsanya lima hari,” ungkap Sukirno.

Saat ini, ia sudah memekerjakan enam orang karyawan yang direkrut dari warga sekitar di kawasan rumahnya. Ada yang bertugas mencampur adonan, mengolah hingga finishing.

Dengan tenaga kerja ini, setidaknya minimal ada 100 kotak kue lapis legit yang bisa ia produksi dalam sehari. Soal rasa, Sukirno lebih memilih rasa original. Terkecuali ada pesanan dengan tambahan kismis atau cokelat.

Untuk pemesanan dalam jumlah besar, ia mematok minimal dalam jangka waktu tiga hari ia baru menyanggupi. “Kebetulan selama H-7 hingga H+7 Lebaran kita libur, mau istirahat, minggu depan akan produksi kembali,” yakinnya. surya.co.id